Indeks KELOLA
Indeks Kelola mengukur efektivitas penggunaan APBD untuk mencapai tujuan pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan ekonomi.

Metodologi
Penelitian ini mengukur efektivitas anggaran dengan kerangka berpikir evaluasi. Secara khusus, pengeluaran pemerintah daerah merupakan input yang krusial untuk berbagai program di suatu bidang.
- 1
Menentukan dan membagi sektor Indeks Kelola dalam beberapa kategori dan sub kategori
- 2
Menentukan indikator yang akan digunakan dalam pengukuran di setiap kategori
- 3
Mengelompokkan dan membagi kabupaten/kota dengan metode cluster
- 4
Menentukan pemenang di setiap cluster dan setiap sektor berdasarkan tiga tahapan berikut:
-Memenuhi penilaian administratif (opini atas hasil audit APBD oleh BPK)
-Aspek Kuantitatif berdasarkan ketepatan alokasi anggaran dan outcome.
-Aspek kualitatif didasarkan pada inovasi-inovasi Pemda untuk pembangunan.
Tolak Ukur Penilaian
Penilaian Administratif: Hasil audit atas pengelolaan APBD harus mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK
Penilaian Kuantitatif: Mengacu ketepatan alokasi anggaran sesuai kebutuhan pembangunan dan besaran dampak penggunaan anggaran terhadap hasil pembangunan
Penilaian Kualitatif: Kebijakan atau inovasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam mendorong pembangunan di daerah masing-masing
Penjelasan soal clustering
Setiap daerah dikelompokkan dalam 4 cluster dengan pembagian sebagai berikut
- Cluster 1: Daerah dengan APBD per kapita > Rata-rata dan IPM > Rata-rata
- Cluster 2: Daerah dengan APBD per kapita < Rata-rata dan IPM > Rata-rata
- Cluster 3: Daerah dengan APBD per kapita > Rata-rata dan IPM < Rata-rata
- Cluster 4: Daerah dengan APBD per kapita < Rata-rata dan IPM < Rata-rata