
Insights
We combine rigorous research and analytics, expert advisory services, and powerful Databoks visualization tools to help businesses, policymakers, and institutions navigate complex challenges.

Katadata ESG Index 2025
Katadata ESG Index (KESGI) merupakan penilaian independen dari Katadata Insight Center untuk mengukur kinerja keberlanjutan perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), serta beberapa BUMN yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Tahun ini, KESGI memasuki penyelenggaraan tahun keempat.
Penilaian dilakukan pada tiga aspek utama:
- Lingkungan (Environmental): mencakup pelaporan biaya lingkungan hidup, penggunaan material ramah lingkungan, efisiensi energi, perlindungan keanekaragaman hayati, pengelolaan emisi, limbah, efluen, serta pengaduan dan pengelolaan air.
- Sosial (Social): menilai praktik ketenagakerjaan, keterlibatan masyarakat, serta pembiayaan berkelanjutan di sektor keuangan. Mulai tahun ini, indikator kesetaraan gender juga ditambahkan sebagai wujud komitmen pada inklusivitas dan keadilan sosial.
- Tata Kelola (Governance): meliputi keberagaman dewan direksi dan sertifikasi terkait tata kelola perusahaan, serta penguatan aspek kesetaraan gender.
Dasar penilaian KESGI 2025 adalah ketersediaan data dari Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) 2024 atau Laporan Tahunan (Annual Report) 2024 yang dapat diakses publik melalui situs resmi perusahaan per Juni 2025. Katadata melakukan penilaian pada delapan sektor industri, yaitu Keuangan/Perbankan (Finance), Pertambangan (Mining), Perkebunan (Plantation), Makanan dan Minuman (Food and Beverage), Transportasi & Logistik (Transportation and Logistic), Bahan Kimia (Chemicals), Energi (Energy), dan Perhotelan (Hospitality).
Laporan keberlanjutan yang disiapkan perusahaan mengacu pada Global Reporting Initiative (GRI), serta mengikuti regulasi POJK No. 51/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan dan SEOJK No. 16/2021 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik. Melalui indeks ini, Katadata memetakan kinerja keberlanjutan perusahaan berdasarkan sektor industri dan aspek ESG (Environmental, Social, Governance).
Katadata ESG Index (KESGI) menilai secara independen kinerja keberlanjutan perusahaan publik dan BUMN di Indonesia berdasarkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola.

Dampak Perhutanan Sosial 2025
Perhutanan sosial tidak hanya berbicara tentang kelestarian hutan, tetapi juga bagaimana masyarakat di sekitarnya mampu meningkatkan taraf hidup mereka melalui pengelolaan yang berkelanjutan. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, program ini hadir sebagai sarana untuk memperkuat kemandirian, membuka peluang usaha baru, sekaligus menjaga keseimbangan ekologi.
Survei ini dilakukan menggunakan metode Telesurvey pada Maret – Juli 2025, melibatkan kelas KUPS perak, emas, dan platinum, dengan total 193 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perhutanan Sosial memberikan dampak ekonomi signifikan melalui peningkatan pendapatan, aset, dan status ekonomi anggota. Perbaikan ekonomi ini secara langsung mendorong komitmen pada pendidikan tinggi untuk anak, sekaligus meningkatkan ketahanan pangan. Program perhutanan sosial juga memberikan dampak positif pada pemulihan ekosistem hutan, penurunan aktivitas ilegal, serta penguatan harmoni sosial di masyarakat sekitar hutan.
Meski masih ada tantangan dalam akses pasar dan infrastruktur, perhutanan sosial jelas menjadi motor penggerak ekonomi hijau yang memberi manfaat nyata bagi desa sekaligus menjaga kelestarian hutan.
Hasil riset ini tersedia dalam bentuk mini report yang dapat diunduh secara gratis, serta full report dan file Excel berisi tabulasi data yang dapat diakses dalam satu paket berbayar.
Perhutanan Sosial memberikan dampak ekonomi signifikan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian hutan.

BBM Berkualitas untuk Melahirkan Kota layak Huni dan Udara Bersih
Isu Polusi Udara dan Solusi bagi Pemangku Kepentingan

Power Mapping: Penguatan Agenda Iklim Indonesia
Pemetaan ini dilakukan dengan metode media monitoring atau pemantauan media untuk menentukan posisi terkait sejumlah tema, dalam hal ini isu lingkungan. Kajian ini mengumpulkan data dan analisis dari media massa dan sosial media dalam kurun waktu Agustus 2022-Agustus 2023.
Terdapat 11 media massa daring yang dikaji yaitu Antara, Bisnis.com, Detik.com, Katadata, Kompas.id, Kompas TV, Kontan, Liputan6.com, Metro TV News, Mongabay Indonesia, dan Okezone. Selain itu, laporan ini juga mengkaji platform X (dulunya Twitter) sebagai wadah diskusi daring populer sebagai fokus kajian media sosial.
Isu dan aktor dalam pembahasan aksi iklim di media

Transforming for Sustainability: Driving Impact and Value through Supply Chain Action
The Centre for Impact Investing and Practices (CIIP), a non-profit entity established by Temasek Trust, embarked on this report to study the role of Southeast Asian MSMEs in global supply chains.
The study focuses on four key sectors: consumer goods, food and beverage, electrical and electronics, and tourism. Drawing insights from over 3,500 MSMEs and more than 85 industry stakeholders across Indonesia, Malaysia, Singapore, and Vietnam, the report offers a comprehensive view of the sustainability landscape for MSMEs. Katadata Insight Center contributed to the Indonesia portion of the study.
By deepening our understanding of the challenges MSMEs face, the report highlights critical barriers and emerging opportunities to support their sustainability journey, offering actionable recommendations for ecosystem actors. It aims to strengthen business and supply chain resilience amid shifting global regulations and trade dynamics.
The findings point to promising investment opportunities and proven business models that can accelerate the adoption of sustainable practices among MSMEs. As Southeast Asia remains well-positioned to advance supply chain sustainability, now is the time to take action to ensure that these MSMEs are equipped to succeed in the evolving supply chain landscape.
Driving Impact and Value through Supply Chain Action