Insights

Menyambut pemilu yang akan dilangsungkan pada 2024, tokoh-tokoh serta partai politik sudah aktif bermanuver untuk mendapatkan perhatian masyarakat. Tidak hanya soal tokoh, pembicaraan mengenai agenda politik dan ekonomi yang akan diusung oleh kandidat mulai dibicarakan.

Bagi publik, agenda apa yang akan dibawa oleh kandidat yang akan mewakili dan memimpin dari hasil pemilu adalah hal yang krusial. Katadata Insight Center, melalui panel survei Kurious, mengeluarkan survei cepat untuk menggali isu politik serta ekonomi yang berputar di pemilu 2024 mendatang.

Survei ini mencoba memetakan isu apa saja yang mendapat perhatian dari masyarakat, terutama di bidang ekonomi. Selain itu, survei ini juga melihat siapa sosok yang dilihat mampu menyelesaikan dan akan memperjuangkan isu-isu tersebut. Survei ini juga mencoba memahami karakter presiden dan wakil presiden seperti apa yang diharapkan oleh masyarakat.

Televisi dan mesin cuci merupakan dua dari beberapa perangkat elektronik yang umum ditemui di rumah warga Indonesia. Bahkan survei menunjukkan lebih dari 90% masyarakat masih memiliki perangkat televisi, dan 3 dari 4 warga memiliki mesin cuci di rumah masing-masing. Tidak hanya brand elektronik rumah tangga seperti LG dan Sharp, kini juga muncul pemain-pemain baru seperti Xiaomi. Untuk mengetahui persaingan popularitas merek untuk kategori televisi dan mesin cuci, panel survei Kurious yang dikembangkan oleh Katadata Insight Center melakukan survei yang mengeksplorasi tema ini.

Survei ini terdiri dari dua bagian, dengan bagian pertama melihat kategori produk televisi dan bagian kedua melihat kategori mesin cuci. Survei ini melihat seberapa populer merek dalam dua kategori ini, termasuk dari mana konsumen mengenali merek tersebut. Selain itu, survei ini juga mencoba melihat faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam pemilihan merek tersebut oleh konsumen seperti fitur-fitur yang ditawarkan.

Makanan cepat saji atau fast food merupakan salah satu jenis makanan masih umum dikonsumsi masyarakat Indonesia. Dengan miripnya jenis produk yang ditawarkan, hadirnya berbagai restoran fast food lokal maupun internasional menciptakan persaingan popularitas, terutama untuk jenis makanan ayam goreng krispy, burger, dan kentang goreng. Namun lebih dari sekedar rasa dan popularitas makanan, pembicaraan mengenai fast food juga akan menyangkut gaya hidup serta persepsi masyarakat terkait dampak dari konsumsi jenis makanan ini. Untuk mengetahui persepsi publik serta popularitas restoran fast food, panel survei Kurious yang dikembangkan oleh Katadata Insight Center melakukan survei yang mengeksplorasi tema ini.

Di bagian awal, survei ini mencoba melihat persaingan popularitas antara restoran fast food di mata masyarakat Indonesia, terutama mengenai 3 jenis makanan: ayam goreng krispy, burger, dan kentang goreng. Selain itu, survei ini juga melihat kepuasan konsumen dalam pengalaman makan di tempat (dine-in) di restoran fast food.

Sedangkan di bagian akhir, kami mencoba melihat seberapa umum pemahaman publik mengenai dampak negative yang dapat ditimbulkan dari konsumsi fast food, serta gaya hidup mereka terkait makanan jenis ini. Perbedaan gaya hidup ini juga dieksplorasi untuk melihat perbedaan perilaku antara kelompok demografi berbeda.

Mengambil tema persaingan pasar dalam industri FMCG khususnya produk susu UHT dan kopi sachet, Kurious  menggambarkan merk-merk apa saja yang mempunyai awareness maupun usage paling tinggi di masyarakat. Selain itu, survei ini juga bertujuan untuk melihat bagaimana perilaku konsumsi dalam berbelanja.

Panel survey terdiri dari beberapa sub-sektor FMCG, seperti peralatan mandi, minuman berkemasan maupun makanan. Hasil survei diharapkan cukup menggambarkan kompetisi pasar dan perilaku konsumsi di ranah industri FMCG. Survei dilakukan dengan menggunakan metode CAWI (web interview) selama satu minggu dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.

Status Literasi Digital di Indonesia pada 2022 mengalami kenaikan menjadi 3,54 dibandingkan tahun sebelumnya. Pengukuran dengan Kerangka Indeks Literasi Digital tahun 2022 ini menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital (Digital Skill), Etika Digital (Digital Ethics), Keamanan Digital (Digital Safety), dan Budaya Digital (Digital Culture).

Pengukuran Indeks Literasi Digital dilakukan melalui survei tatap muka yang dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2022. Penentuan sampel survei menggunakan multistage random sampling dengan pendekatan home visit di area survei. Total responden pada pengukuran Indeks Literasi Digital tahun ini berjumlah 10.000 orang dengan Margin of Error (MoE) +/- 0,98% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden yang diikutkan dalam penentuan sampel adalah anggota rumah tangga berusia 13-70 tahun, serta mengakses internet dalam 3 bulan terakhir.